Sistem Reproduksi Pada Manusia Materi Pelajaran IPA Kelas 9 Pertemuan #2
2. Organ Reproduksi Perempuan dan Oogenesis
Saat dilahirkan seorang anak wanita telah mempunyai alat reproduksi yang lengkap, tetapi belum berfungsi sepenuhnya. Alat reproduksi ini akan berfungsi sepenuhnya saat seorang wanita telah memasuki masa pubertas. Alat reproduksi wanita juga terdiri dari alat kelamin dalam dan alat kelamin luar. Alat kelamin bagian luar terdiri dari lubang vagina, labia mayora, labia minora, mons pubis dan klitoris. Sedangkan pada alat kelamin bagian dalam terdapat ovarium, tuba falopii (oviduk), dan uterus (rahim).
Alat Reproduksi Wanita
Organ reproduksi perempuan adalah sebagai berikut.
a) Ovarium: struktur berbentuk seperti telur, berjumlah dua buah, terletak di samping kanan dan kiri rahim (uterus) dan berfungsi menghasilkan sel telur (ovum).
b) Saluran telur (Tuba Fallopi atau Oviduk) : saluran dengan sekitar 10 cm yang menghubungkan ovarium dengan rahim (uterus).
c) Infundibulum: sruktur berjumbai dan merupakan pangkal dari tuba fallopi.
d) Rahim (uterus): struktur seperti buah pir yang berfungsi sebagai tempat berkembangnya janin selama kehamilan.
e) Endometrium: lapisan yang membatasi rongga rahim dan meluruh saat menstruasi.
f) Vagina: saluran yang menghubungkan lingkungan luar dengan rahim, saluran mengalirnya darah menstruasi, dan saluran keluarnya bayi.
g) Servik (mulut hahim): struktur rahim bagian bawah yang menyempit dan membuka ke arah vagina.
Proses Oogenesis
Proses pembentukan ovum disebut oogenesis dan terjadi di ovarium. Pembentukan ovum diawali dengan pembelahan mitosis lapisan luar ovarium untuk membentuk oogonium yang diploid. Setiap oogonium dilapisi oleh sel folikel. Keseluruhan struktur ini disebut folikel primer. Ketika folikel tumbuh, oosit primer membelah secara meiosis I menghasilkan satu oosit sekunder dan badan kutub. Oosit sekunder kemudian berkembang menjadi ovum haploid yang siap untuk dibuahi oleh sperma.
Oogenesis |
Menstruasi merupakan suatu keadaan keluarnya darah, cairan jaringan, lendir, dan sel-sel epitel yang menyusun dinding rahim.
Apabila seorang perempuan mengalami menstruasi, maka akan keluar darah melalui organ vitalnya.
Menstruasi ini biasanya terjadi satu bulan sekali. Siklus menstruasi akan terjadi apabila sel telur yang dihasilkan oleh ovarium, tidak dibuahi oleh sel sperma.
Pada umumnya satu siklus menstruasi berlangsung selama 28 hari. Akan tetapi, ada perempuan yang mengalami siklus menstruasi pendek dan panjang.
Seorang perempuan yang mengalami siklus menstruasi pendek, siklus menstruasinya akan ber langsung kurang lebih18 hari.
Seorang perempuan yang mengalami siklus menstruasi panjang, siklus menstruasinya akan berlangsung selama sekitar 40 hari.
SIKLUS MENSTRUASI
Menstruasi merupakan suatu keadaan keluarnya darah, cairan jaringan, lendir, dan sel-sel epitel yang menyusun dinding rahim.Apabila seorang perempuan mengalami menstruasi, maka akan keluar darah melalui organ vitalnya.
Menstruasi ini biasanya terjadi satu bulan sekali. Siklus menstruasi akan terjadi apabila sel telur yang dihasilkan oleh ovarium, tidak dibuahi oleh sel sperma.
Pada umumnya satu siklus menstruasi berlangsung selama 28 hari. Akan tetapi, ada perempuan yang mengalami siklus menstruasi pendek dan panjang.
Seorang perempuan yang mengalami siklus menstruasi pendek, siklus menstruasinya akan berlangsung sekitar 18 hari.
Sedangkan seorang perempuan yang mengalami siklus menstruasi panjang, siklus menstruasinya akan berlangsung selama kurang lebih 40 hari.
Siklus yang terjadi pada Dinding Rahim
Fase-fase Menstruasi
Siklus menstruasi dapat dibagi menjadi beberapa fase. Fase pertamaadalah fase menstruasi, pada fase ini hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone) memicu berkembangya folikel dalam ovarium. Hormon FSH adalah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pituitari atau hiofisis.
Kelenjar tersebut terletak di otak bagian depan. Pada fase ini, dinding rahim luruh dan seorang perempuan mengalami menstruasi.
Pada proses perkembangan folikel, ada beberapa folikel yang berkembang, tetapi hanya ada satu folikel yang dapat terus berkembang tiap bulannya.
Pada awal perkembangannya, folikel menghasilkan hormon estrogen dan hormon progesteron.
Hormon estrogen dan progesteron ini akan memicu dinding rahim untuk menebal. Pada saat ini dinding rahim sedang mengalami fase proliferasi.
Tujuan dari menebalnya dinding rahim adalah untuk mempersiapkan tempat melekatnya embrio apabila sel telur dibuahi oleh sperma.
Fungsi lain dari hormon estrogen adalah memicu kembali kelenjar pituitari untuk menghasilkan hormon FSH dan hormon LH (Leuteinizing Hormone).
Hormon LH terus diproduksi dan meningkat secara mendadak. Peningkatan hormon LH ini akan memicu pengeluaran sel telur dari folikel yang telah matang, proses ini disebut ovulasi.
Tingginya sisa metabolisme hormon LH (leuteinizing hormone) pada urine digunakan sebagai bahan uji atau tes untuk mengetahui kapan terjadi ovulasi.
Alat tes untuk mengetahui waktu ovulasi tersebut mengandung suatu jenis antibodi monoklonal yang dapat menimbulkan perubahan warna ketika bereaksi dengan zat sisa metabolisme hormon LH.
Fase ketiga adalah fase sekretori. Folikel yang telah melepaskan sel telur akan berubah menjadi korpus luteum.
Sel telur yang telah diovulasikan akan ditangkap oleh fimbriae dan bergerak menuju ke tuba fallopi.
Jika pada saat itu sel telur tidak dibuahi oleh sperma (tidak terjadi fertilisasi), maka akan dikirimkan sinyal tertentu pada korpus luteum untuk tidak memproduksi hormon estrogen dan hormon progesteron lagi.
Dengan demikian, pada fase ini jumlah hormon estrogen dan hormon progesteron pada perempuan rendah.
Rendahnya hormon estrogen dan hormon progesteron menyebabkan jaringan penyusun dinding rahim rusak dan pembuluh darah yang ada pada dinding rahim pecah, sehingga perempuan akan mengalami menstruasi.
4. Fertilisasi dan Kehamilan
Fertilisasi merupakan proses peleburan inti sel sperma dengan inti sel telur, sehingga membentuk zigot. Proses fertilisasi ini terjadi di dalam oviduk/tuba fallopi/saluran telur
Sel sperma menggunakan flagela yang bergerak memutar sebagai baling-baling untuk menggerakan tubuh dalam cairan yang ada pada tuba fallopi untuk menuju ke sel telur. Gerakan flagela ini dianalogikan dengan baling-baling untuk mendorong perahu.
Skema Pergerakan Flagela sel Sperma
Ada beberapa mekanisme sel sperma dapat menemui sel telur. Sel sperma dapat menemukan lokasi sel telur karena sel telur menghasilkan senyawa kimia berupa hormon progesteron.
Selain itu, juga karena adanya sensor panas (suhu tuba fallopi atau tempat sel telur berada, lebih tinggi dibandingkan suhu tempat penyimpanan sperma).
Zigot yang terbentuk setelah terjadinya fertilisasi akan melakukan pembelahan, selanjutnya berkembang menjadi embrio yang akan menuju ke rahim kemudian tertanam (implantasi) ke dalam endometrium. Pada kondisi ini sese orang mengalami kehamilan.
Berikut ini skema proses fertilisasi dan implantasi,
Skema Proses Fertilisasi Hingga Implantasi |
Dari jutaan sel sperma yang masuk ke saluran reproduksi perempuan, hanya satu sel sperma yang dapat membuahi sel telur. Mengapa demikian? Setelah salah satu sel sperma memasuki membran sel telur maka secara langsung sel telur akan membentuk benteng yang tidak dapat dilewati oleh sperma lainnya.
MASA KEHAMILAN
Masa kehamilan dapat diartikan sebagain kondisi sejak terjadinya fertilisasi dan embrio terimplantasi dalam endometrium hingga terjadinya kelahiran. Pada manusia, masa kehamilan rata-rata berlangsung selama 38 minggu (266 hari) mulai dari fertilisasi atau 40 minggu dari permulaan siklus menstruasi terakhir atau 9 bulan 10 hari. Kehamilan manusia dibagi menjadi 3 (tiga) periode (trimester), dimana masing-masing trimester lamanya tiga bulan.
Trimester Pertama |
Trimester pertama berlangsung dari minggu pertama sampai minggu ke-13 masa kehamilan. Pada trimeter pertama, perubahan pada ibu belum terlihat jelas.
Akan tetapi, terjadi perubahan besar dalam tubuhnya, misalnya peningkatan kadar hormon estrogen dan progesteron.
Rahim mulai mendukung untuk pertumbuhan janin dan plasenta. Tubuh juga akan meningkatkan supai darah untum membawa oksgen dan nutrisi ke janin yang sedang berkembang.
Selama trimester pertama, ibu harus menjaga kondisi tubuhnya, karena janin mudah mengalami keguguran.
Kondisi janin pada trimester pertama memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1. Ukuran embrio kurang lebih 7 mm
2. Embrio telah memiliki bakal tulang belakang
3. Otak dan sumsum tulang mulai terbentuk
4. Embrio sudah dapat disebut janin, yang terlekat pada tali pusar dengan terhubung plasenta dan terlindungi oleh kantong ketuban (amnion).
5. Janin berukuran sekitar 5,5 cm.
6. Otot, tulang belakang, tulang rusuk, lengan, dan jari mulai terbentuk.
7. Janin sudah dapat menggerakkan lengan dan kaki, serta mampu memutar kepala.
8. Pada akhir trimester pertama, janin terlihat seperti miniatur manusia, jenis kelamin sudah tampak, dan detak jantung dapat dideteksi.
Trimester Kedua
Trimester kedua berlangsung dari minggu ke-13 sampai dengan minggu ke-27. Trimestrer kedua merupakan periode yang dirasakan paling nyaman oleh ibu hamil, karena kegelisahan gejala kehamilan awal sudah hilang.
Perut ibu akam mulai terlihat membesar seiring pertumbuhan rahim yang lebih cepat dari sebelumnya.
Pada trimester kedua ini, ibu dapat merasakan janin mulai bergerak, bahkan janin dapat mendengar dan mengenali suara ibunya. Jenis kelamin janin juga sudah dapat dideteksi secara lebih jelas.
Kondisi janin pada trimester kedua memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1. Janin berukuran 10 cm, berat badan 0,5 kg, dan janin sudah terlihat seperti bayi.
2. Jari tangan dan jari kaki sudah terbentuk, bagian ujung jari sudah tumbuh kuku.
3. Janin telah memiliki alis dan bulu mata.
4. Permukaan kulit ditumbuhi oleh rambut.
5. Janin mulai bergerak aktif.
6. Pada trimester kedua, mata janin sudah membuka.
Trimester Ketiga
Trimester ketiga berlangsung mulai dari minggu ke-28 sampai dengan masa kelahiran bayi. Pada periode ini, janin sudah bisa membuka dan menutupo mata, mendendang, meregangkan badan, dan bahkan merespon cahaya.
Ketia memasuki bulan kedelapan, pertumbuhan otak janin akan berlangung lebih cepat. Sedangkan bulan kesembilan, paru-paru sudah siap untuk berespirasi sendiri.
Kondisi janin pada trimester ketiga memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1. Sistem sirkulasi dan respirasi janin mengalami perubahan yang memungkinkan untuk bernapas dengan dunia luar.
2. Janin mengembangkan kemampuan untuk mengatur suhu tubuh sendiri.
3. Tulang mulai mengeras dan otot menebal.
Selama perkembangan embrio di dalam rahim, terbentuk membran embrio yang berfungsi untuk melindungi dan memberi makan embrio.
Membran embrio terdiri atas empat bagian, yaitu sakus vitenelus, amnion, karion, dan alantois.
Sakus Vitenalus
Sakus vitenalus (kantung kuning telur) terletak di antara amnion dan plasenta, merupakan tempat keluarnya sel-sel darah merah dan pembuluh darah yang pertama.
Amnion
Amnion merupakan selaput pelindung embrio. Dinding amnion menghasilkan getah berupa air ketuban yang berfungsi sebagai berikut:
1. Melindungi janin dari tekanan dan benturan.
2. Memberi ruang gerak bagi janin.
3. Sebagai cadangan nutrisi bagi janin.
Korion
Korion adalah selaput yang terdapat di luar amnion. Korion dan alantois akan tumbuh keluar membentuk jonjot dan berhubungan dengan dinding rahim. Jonjot-jonjot korion menempel pada dinding rahim.
Di dalam jonjot tersebut terdapat pembuluh-pembuluh darah yang berhubungan dengan peredaran darah ibu melalui perantara plasenta.
Alantois
Alantois terletak di dalam tali pusar, berfungsi menghubungkan sirkulasi embrio dengan plasenta.
Plasenta dengan embrio dihubungkan oleh tali pusar. Di dalam tali pusar terdapat dua buah pembuluh nadi dan sebuah pembuluh balik yang berhubungan dengan pembuluh-pembuluh darah dalam plasenta.
Zat makanan dan oksigen dari pembuluh darah ibu dialirkan melalui plasenta ke tali pusar, selanjutnya ke pembuluh darah embrio.
PROSES MELAHIRKAN
Proses melahirkan dipicu oleh tingginya level hormon estrogen. Tingginya kadar estrogen dalam darah memicu kepekaan uterus terhadap hormon oksitosin.
Oksitosin dihasilkan oleh fetus (janin), oksitosin juga merangsang plasenta untuk menghasilkan hormon prostaglandin.
Hormon oksitosin dan prostaglandin akan meningkatkan frekuensi kontraksi otot uterus, kekuatan kontraksi, dan durasi kontraksi hingga bayi lahir.
Pada mulanya kontraksi terjadi selama 30 detik atau kurang dalam rentang waktu 25 hingga 30 menit. Pada saat puncaknya, kontraksi dapat terjadi selama 60 hingga 90 detik dan terjadi setiap 2 hingga 3 menit.
Kontraksi otot uterus dimulai dari otot bagian atas lalu menuju ke bawah, memberikan gaya dorong pada bayi untuk keluar melalui serviks. Gaya dorong ini semakin kuat saat kepala bayi mendorong dinding serviks.
Hal ini terjadi karena, saat dinding serviks terdorong dan melebar, maka akan merangsang dihasilkannya hormon oksitosin.
Meningkatnya hormon ini akan membuat kontraksi otot uterus semakin kuat, sehingga gaya dorong yang dihasilkan semakin besar.
Gaya Dorong dan Gaya Gesek yang Terjadi pada Saat Melahirkan |
Selain gaya dorong terdapat pula gaya gesek antara bayi dengan cairan plasenta dan gaya gesek antara bayi dengan saluran serviks.
Panah berwarna biru menunjukkan arah gaya dorong, sementara panah warna kuning menunjukkan arah gaya gesek.
Arah gaya gesek selalu berlawanan dengan arah gerak benda. Pada proses kelahiran, arah gerak bayi yang mendesak keluar berlawanan dengan arah gaya gesek yang arahnya menuju ke dalam. Ketika bayi keluar dari serviks gaya gesek di saluran serviks akan semakin membesar karena kecilnya diameter serviks.
Gaya gesek ini menahan gerakan bayi untuk keluar. Akan tetapi, hormon oksitosin yang dihasilkan selama dinding serviks terdorong akan memperkecil gaya gesek tersebut.
Selain adanya oksitosin, gaya gesek juga diperkecil dengan adanya cairan ketuban yang berperan sebagai pelumas atau pelicin ketika bayi keluar.
Gangguan Sistem Reproduksi pada Manusia
Sistem reproduksi dapat mengalami gangguan atau kelainan. Gangguan ini dapat menyebabkan pasangan usia subur sulit memperoleh keturunan. Oleh karena itu, kamu harus selalu menjaga kesehatan organ-organ reproduksi, sehingga kelak dapat memperoleh keturunan yang sehat. Beberapa gangguan dan penyakit yang berkaitan dengan sistem reproduksi adalah sebagai berikut:
1. HIV/AIDS
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang menyerang kekebalan tubuh. Penularannya dapat terjadi melalui hubungan seksual, transfusi darah penderita AIDS, jarum suntik yang tercemar, dan ibu hamil kepada anaknya.
Tubuh yang terserang virus HIV kekebalannya rusak, sehingga mudah terinfeksi oleh berbagai jenis penyakit yang dapat menimbulkan kematian. Infeksi HIV awalnya tidak menampakkan gejala sakit. Pada tahap berikutnya muncul gejala flu berulang seperti lesu, demam, berkeringat di malam hari, dan otot sakit.
a. Gejala HIV
AIDS disebabkan oleh infeksi HIV. Virus ini akan merusak sistem kekebalan tubuh dengan cara menyerang sel darah putih. Seseorang yang mengidap AIDS tidak dapat melindungi dirinya dari segala macam bibit penyakit. Akibatnya, penderita bisa terserang berbagai penyakit.
b. Penularan HIV
Sebagian besar orang tertular HIV karena hubungan seksual. Virus HIV dapat menyerang orang pemakai narkoba dan tato yang menggunakan jarum suntik dan semprotan yang telah terkontaminasi oleh virus HIV. Penularan HIV juga bisa melalui transfusi darah. Ibu hamil yang mengidap AIDS dapat menularkan virus HIV pada janinnya.
c. Pencegahan HIV
Obat penyakit AIDS belum ditemukan sampai saat ini. Satu-satunya jalan supaya terhindar dari penyakit ini adalah meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu, AIDS dapat juga dicegah dengan cara sebagai berikut.
1) Menghindari hubungan seks bebas dengan orang yang menderita penyakit ini.
2) Menghindari hubungan seks dengan orang yang pecandu narkoba.
3) Mengadakan pemeriksaan laboratorium terhadap orang yang akan mendonorkan darahnya.
4) Menjamin sterilitas alat suntik dan menggunakannya untuk sekali pakai.
2. Sifilis
Penyakit sifilis sering disebut raja singa. Sifilis bersifat menular dan disebabkan oleh bakteri Troponema pallidum. Penularan dapat terjadi melalui hubungan seksual, transfusi darah, dan kehamilan. Gejala awalnya timbul bisul pada bagian penis laki-laki atau di rahim perempuan. Bisul ini tidak menyebabkan rasa sakit dan dapat sembuh dengan sendirinya. Gejala selanjutnya muncul lesi di permukaan kulit di seluruh tubuh namun tidak menyebabkan gatal, sariawan di mulut, sakit tenggorokan, demam ringan, dan pembengkakan kelenjar limfa pada lipatan tangan, leher, dan paha. Gejala-gejala ini juga dapat hilang dengan sendirinya. Pada infeksi tingkat lanjut, muncul gejala berupa kerusakan tulang dan sendi, aorta, dan dapat menyebabkan kelumpuhan. Namun gejala-gejala ini dapat dihentikan dengan pengobatan.
3. Gonore
Penyakit gonore disebabkan oleh infeksi bakteri Neisseiria gonokokus dan dapat menular melalui hubungan seksual. Gonore menyerang selaput lendir uretra, leher rahim, dan organ lain. Pada laki-laki, gejalanya adalah terasa sakit saat buang air dan keluar nanah dari uretra. Pada penderita wanita, muncul gejala keluar lendir berwarna hijau dari alat kelamin. Namun banyak perempuan yang tidak menunjukkan adanya gejala, sehingga penyakit akan berlanjut sampai terjadi komplikasi.
4. Klamidia (klamidiasis)
Pada laki-laki akan keluarnya nanah dari penis saluran urine. Sehingga mengakibatkan infeksi pada testis.
5. Herpes (dhab)
Luka pada vagina atau penis. Ini sangat membahayakan jantung dan otak, melalui ibu yang ditularkan ke fetusnya.
6. Candidiasis (keputihan)
Gejala yang timbul yaitu luka pada vagina atau penis seperti bercak-bercak yang menyerang pada alat kelamin manusia Infeksi pada dinding vagina, langit -langit, lipatan dekat anus. Melalui proses kelahiran infeksi berasal dari ibu selama kelahiran. Ini dapat diakibatkan karena kebersihan vagina, mulut dan anus tidak terjaga.
Upaya Pencegahan Penyakit Organ Reproduksi Manusia
Untuk mencegah timbulnya penyakit organ reproduksi maka upaya dan langkah yang harus ditempuh adalah:
1. Menggunakan celana dalam yang berbahan katun dan bertesktur lembut. Hindari bahan yang bersifat panas, kurang menyerap keringat dan berbahan ketat (misalnya jeans).
2. Biasakan membilas dengan bersih organ reproduksi setiap selesai buang air kecil maupun buang air besar. Selanjutnya, keringkan sisa air yang masih menempel di kulit dengan menggunakan tissue atau handuk hingga benar-benar kering. Ini akan dapat mengurangi resiko terjadinya infeksi oleh jamur pada bagian organ reproduksi.
3. Mengganti celana dalam minimal 2 – 3 kali sehari.
4. Memotong rambut yang ada di daerah organ reproduksi apabila sudah panjang, karena apabila terlalu panjang akan menjadi sarang kuman..
5. .Tidak mendekati pergaulan bebas dan mengkonsumsi obat-obatan berbahaya.
6. .Aktivitas seimbang antara bekerja/belajar dengan Istirahat serta mengkonsumsi makanan dan minuman yang cukup nutrisinya.
7. Olahraga secara teratur.
TUGAS 2